Perkembangan Kepribadian

PENDIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR YANG MENENTUKAN PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

PENDAHULUAN

Perkembangan kepribadian anak sangat ditentukan oleh pendidikan yang diterima dari orang tuanya di rumah. Rumah merupakan madrasah al-ula bagi anak. Namun, dalam bab 12 ini Elizabeth Hurlock berusaha memaparkan tentang peran besar pendidikan di sekolah dalam mempengaruhi kepribadian anak. Sekolah merupakan lembaga kedua yang memberikan andil besar dalam perkembangan kepribadian mereka. Sebagaimana Hurlock mengutip pendapat Salomo bahwa sekolah harus dipandang sebagi kekuatan sekunder alam perkembangan kepribadian manusia.

Untuk itu pada usia awal anak masuk sekolah, peran hubungan antara guru dengan murid sangat menentukan. Guru di sekolah mengambil peran orang tua untuk melakukan transfer of knowledge, value and attitude. Maka guru di sekolah memiliki peran yang strategis dalam pengembangan kepribadian anak. Dengan demikian usia anak pada masa kanak sampai ke tingkat remaja akhir berada di dua wilayah yaitu rumah dan sekolah. Oleh karena itu agar anak mengalami perkembangan kepribadian yang sehat, menurut Hurlock seharusnya pendidikan yang didapatkan anak selaras atau sinkron dan terintegrasi antara pembinaan di rumah dengan di sekolah. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kebingungan yang pada akhirnya terjadi split personality.

Hurlock memaparkan beberapa alasan tentang pentingnya lembaga pendidikan dalam pengembangan kepribadian. Pertama, semua anak harus bersekolah, terlepas dari pilihan pribadi mereka masing-masing. Kedua, pengaruh sekolah sangat signifikan pada tahap awal pembentukan konsep diri pada anak. Ketiga, selain di rumah, anak menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah daripada di tempat lainnya. Sedangkan ketika anak mencapai usia remaja, mereka menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah daripada di rumah.

Keempat, sekolah memberikan kesempatan kepada anak untuk mendapatkan perkembangan dalam kehidupan, dan sekolah akan mempengaruhi kepribadian dengan menawarkan mereka kesempatan untuk meraih “kesuksesan”. Dan kelima, sekolah memberikan kesempatan awal yang ril kepada seseorang untuk menilai dirinya dan kemampuannya secara realistis, bebas dari intervensi orangtua. Sekolah mengajarkan kemandirian kepada siswa agar tidak bergantung kepada orang lain, karena selama di sekolah orang tua tidak diperkenankan untuk mengatur kehidupan anaknya.

Tulisan lengkap dapat didownload di sini