HAKIKAT UJIAN DALAM KEHIDUPAN

Kebanyakan orang memahami bahwa yang namanya ujian hanya pada saat mereka mendapatkan musibah berupa kelaparan, kemiskinan, bencana alam, kehilangan harta dsbnya. Padahal Alloh Swt. menegaskan bahwa ujian bukan hanya dalam bentuk musibah, akan tetapi juga termasuk kenikmatan yang Alloh swt anugerahkan kepada manusia. Alloh Swt. berfirman dalam QS. Al-Anbiya: 35,

Nä.qè=ö7tRur ÎhŽ¤³9$$Î/ Ύösƒø:$#ur ZpuZ÷FÏù ( ÇÌÎÈ

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).

Ibnu Abbas berkata menafsirkan ayat ini: “(Kami uji kalian) dengan kesusahan dan kesenangan, dengan sehat dan sakit, dengan kekayaan dan kefakiran, serta dengan yang halal dan yang haram. Semuanya adalah ujian.” Ibnu Yazid mengatakan: “Kami uji kalian dengan sesuatu yang disenangi dan yang dibenci oleh kalian, agar Kami melihat bagaimana kesabaran dan syukur kalian.”Al-Kalbi berkata: “(Maksud Kami uji) dengan kejelekan adalah yang berupa kefakiran dan musibah. Sedangkan diuji dengan kebaikan adalah yang berupa harta dan anak.”

 Alloh Swt memberikan ujian kehidupan ini kepada seluruh manusia. Apakah dia mukmin atau kafir, apakah dia muslim atau non muslim, apakah dia seorang pejabat atau rakyat jelata, apakah dia konglomerat atau orang melarat, apakah dia selebritis atau wong cilik.

 Kemudian, apa urgensi ujian hidup ini ? Alloh Swt. menjelaskan dalam QS. Al-ankabuut: 2-3

|=Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uŽøIムbr& (#þqä9qà)tƒ $¨YtB#uä öNèdur Ÿw tbqãZtFøÿムÇËÈ   ô‰s)s9ur $¨ZtFsù tûïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% ( £`yJn=÷èu‹n=sù ª!$# šúïÏ%©!$# (#qè%y‰|¹ £`yJn=÷èu‹s9ur tûüÎ/ɋ»s3ø9$# ÇÌÈ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Dari ayat tersebut di atas, bahwa ujian merupakan sarana Alloh Swt. untuk menyaring dan mengelompokan manusia dalam dua kelompok besar yaitu pertama orang-orang yang lulus dari ujian Alloh karena mereka mampu membuktikan keimanannya walaupun ujian, cobaan yang menimpa mereka sangat berat atau kenikmatan dan kemuliaan yang sangat banyak, tidak membuat mereka sedikitpun bergeser dan tidak mudah menukar keimanannya dengan kekufuran. Sebaliknya kelompok yang kedua yaitu orang-orang yang gagal menyelesaikan segala permasalahan dan ujian hidup. Mereka tidak mampu istiqamah dalam keimanannya. atau bagi orang-orang kafir, mereka tidak merasa bahwa ujian yang Alloh berikan menjadi  sebuah teguran atau peringatan agar mereka segera bertaubat dan kembali kepada jalan Alloh Swt.

Bagaimana sikap mukmin dalam menghadapi ujian hidup ?

Dalam sebuah hadits, yang artinya dari Abu Yahya Suhaib bin Sinan ArRumy ra. Berkata: bersabda Rasulullah Saw: sangat mengagumkan urusan seorang mukmin, sebab segala urusan orang beriman menjadi kebaikan bagi dirinya, dan tidak akan terjadi demikian kecuali  bagi orang yang beriman. Jika mendapat nikmat dia bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya, dan bila menderita kesusahan maka dia bersabar, dan kesabaran itu lebih baik baginya.

Ada dua karakter  yang harus dimiliki seorang mukmin dalam menghadapi ujian hidup:

Pertama, orang beriman harus bersabar ketika tertimpa musibah keburukan. Sabar merupakan akhlak yang terpuji dalam perilaku seorang muslim yang tidak ada batasnya, cahaya penerang gelepan dalam kehidupannya. Dan sabar adalah menahan diri dari perbuatan yang dimurkai/ dilarang oleh Alloh Swt.

 Aktualisasi Sabar

1. Sabar atas cobaan dunia, berupa rasa takut, rasa lapar, kekurangan harta/ kemiskinan, ditinggal sanak saudara, dan juga kekurangan makanan. Alloh Swt. berfirman dalam QS. AlBaqarah: 155-156

Nä3¯Ruqè=ö7oYs9ur &äóÓy´Î/ z`ÏiB Å$öqsƒø:$# Æíqàfø9$#ur <Èø)tRur z`ÏiB ÉAºuqøBF{$# ħàÿRF{$#ur ÏNºtyJ¨W9$#ur 3 ̍Ïe±o0ur šúïΎÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÎÈ   tûïÏ%©!$# !#sŒÎ) Nßg÷Fu;»|¹r& ×pt7ŠÅÁ•B (#þqä9$s% $¯RÎ) ¬! !$¯RÎ)ur Ïmø‹s9Î) tbqãèÅ_ºu‘ ÇÊÎÏÈ

“dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”

Cobaan berat yang menimpa seorang mukmin apabila disikapi dengan kesabaran, muhasabah, husnudzan, dan optimisme akan menjadi sebuah kekuatan yang dapat membangkitkan dirinya dari keterpurukan dan akan mendapatkan kemuliaan hidup dari Alloh Swt. Di dalam tafsir fi dzilalil Qur’an, Sayid Qutb mengatakan:” berbagai cobaan berat ini dapat membangkitkan kekuatan-kekuatan yang terpendam dan potensi yang tersembunyi; dan dapat membuka jendela-jendela dan saluran-saluran di hati yang tidak dapat diketahui orang mukmin kecuali melalui tempaan cobaan yang berat tersebut. Bahkan berbagai nilai, tolok ukur dan konsepsi belum bisa dikatakan benar, mendalam dan lurus kecuali setelah teruji dalam suasana tribulasi (mihnah) yang dapat menepiskan debu dari mata dan membersihkan karat dari hati (2000: 319)

2. Sabar dari keinginan nafsu, yaitu nafsu ammarah dan lawwammah yang senantiasa melalaikan perintah Allah dan mengajak kepada kemaksiatan, perbuatan durhaka kepada Alloh Swt.

$pkš‰r’¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw ö/ä3Îgù=è? öNä3ä9ºuqøBr& Iwur öNà2߉»s9÷rr& `tã ̍ò2ό «!$# 4 `tBur ö@yèøÿtƒ y7Ï9ºsŒ y7Í´¯»s9’ré’sù ãNèd tbrçŽÅ£»y‚ø9$# ÇÒÈ

9. Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.

3. Sabar dalam taat kepada Allah Swt. Dalam menjalankan perintah Allah kadang-kadang mengalami stagnasi, maka agar istiqamah dalam ketaatan, sikap sabar menjadi landasan dalam menguatkan himmah seorang muslim.

öãBù&ur y7n=÷dr& Ío4qn=¢Á9$$Î/ ÷ŽÉ9sÜô¹$#ur $pköŽn=tæ ( Ÿw y7è=t«ó¡nS $]%ø—Í‘ ( ß`øtªU y7è%ã—ötR 3 èpt6É)»yèø9$#ur 3“uqø)­G=Ï9 ÇÊÌËÈ

132. dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.

 4. Sabar dalam menyampaikan kebenaran. Salah satu kewajiban setiap muslim adalah membina dirinya menjadi orang sholeh dan mensholehkan orang lain. Namun pada saat mensholehkan orang lain seringkali mengalami tribulasi dalam bentuk gangguan, ancaman dan sebagainya. Maka para penyeru kebaikan hendaknya memiliki sikap sabar sebagaimana kesabaran para Nabi dan Rasul, serta para salafus shalih.

ΎóÇyèø9$#ur ÇÊÈ   ¨bÎ) z`»|¡SM}$# ’Å”s9 AŽô£äz ÇËÈ   žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur Ύö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ

demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

5. Sabar pada saat berperang. Salah satu kesulitan hidup diantaranya adalah pada kondisi tidak aman, misalnya kondisi berperang. Islam mengajarkan supaya sabar dalam situasi seperti ini.

tûïΎÉ9»¢Á9$#ur ’Îû Ïä!$y™ù’t7ø9$# Ïä!#§ŽœØ9$#ur tûüÏnur Ĩù’t7ø9$# 3 y7Í´¯»s9’ré& tûïÏ%©!$# (#qè%y‰|¹ ( y7Í´¯»s9’ré&ur ãNèd tbqà)­GßJø9$# ÇÊÐÐÈ

“…dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.

Kedua, orang yang beriman selalu bersyukur atas segala kenikmatan yang Alloh limpahkan kepadanya. Sikap syukur ini merupakan bukti atas keimanannya kepada Alloh Swt. dan Alloh telah menegaskan, Dia akan menambah kenikmatannya kepada hamba-hambaNya yang bersyukur, dan sebaliknya akan memberikan azab yang pedih kepada hamba-hambaNya yang kufur nikmat (QS. Ibrahim: 7)

Aktualisasi Syukur

1. Bersyukur memiliki ilmu, yaitu dengan mengembangkan ilmu dalam rangka untuk khasyyah kepada Alloh Swt. orang yang memahami hakikat ilmu ini dan bersyukur kepadaNya, akan semakin dekat kepada Alloh Swt., bukan menjauhi-Nya. Karena dengan pengembangan ilmu yang bermanfaat menjadi investasi bagi para ilmuwan untuk mendapatkan kebaikan di dunia maupun di akhrat.

ô‰s)s9ur $oY÷s?#uä yŠ¼ãr#yŠ z`»yJø‹n=ߙur $VJù=Ïã ( Ÿw$s%ur ߉ôJptø:$# ¬! “Ï%©!$# $uZn=žÒsù 4’n?tã 9ŽÏWx. ô`ÏiB Ínϊ$t7Ïã tûüÏZÏB÷sßJø9$# ÇÊÎÈ

dan Sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang melebihkan Kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman”. (QS. An-Naml: 15)

 2. Bersyukur mendapatkan kedudukan/ jabatan, yaitu menggunakan jabatan tersebut untuk kemaslahatan umat, mengayomi, melindungi dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Jabatan tidak dijadikan sebagai sarana untuk memperkaya diri, membuat takut masyarakat dengan otoritasnya, dan merasa dirinya paling berkuasa.

zO¡¡t6tGsù %Z3Ïm$|Ê `ÏiB $ygÏ9öqs% tA$s%ur Éb>u‘ ûÓÍ_ôãΗ÷rr& ÷br& tä3ô©r& štFyJ÷èÏR ûÓÉL©9$# |MôJyè÷Rr& ¥’n?tã 4’n?tãur ž”t$Î!ºur ÷br&ur Ÿ@uHùår& $[sÎ=»|¹ çm8|Êös? ÓÍ_ù=Åz÷Šr&ur y7ÏGpHôqtÎ/ ’Îû x8ϊ$t7Ï㠚úüÅsÎ=»¢Á9$# ÇÊÒÈ

Maka Dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) Perkataan semut itu. dan Dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (QS. An-Naml: 19)

3. Bersyukur memperoleh kemudahan hidup. Alloh Swt. telah banyak memberikan fasilitas dan kemudahan hidup, maka sebagai hamba yang bersyukur seharus semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya. Sebagaimana Rasulullah semakin meningkatkan ibadahnya sebagai bentuk kesyukuran kepada Alloh Swt. yang telah memberikan “kekhususan kepadanya.

أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْداً شَكُورًا

“Mengapa aku tidak ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur.” (HR. Al-Bukhari)

4. Bersyukur dengan bertambahnya harta, yakni dengan menginfakan, mensedekahkan, dan mengeluarkan zakat atas harta yang dimilikinya. Hal tersebut sebagai bentuk berjuang di jalan Alloh Swt (QS. 9: 41).

(#rãÏÿR$# $]ù$xÿÅz Zw$s)ÏOur (#r߉Îg»y_ur öNà6Ï9ºuqøBr’Î/ öNä3Å¡àÿRr&ur ’Îû È@‹Î6y™ «!$# 4 öNä3Ï9ºsŒ ׎öyz öNä3©9 bÎ) óOçFZä. šcqßJn=÷ès? ÇÍÊÈ

Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.