Menunda-nunda perbuatan baik termasuk sifat bakhil


Seorang muslim yang sebenarnya mempunyai sesuatu, tapi ditahan untuk diberikan kepada orang lain atau dikeluarkan untuk kebaikan, termasuk ciri orang yang bakhil atau pelit.
Penegasan itu disampaikan salah satu dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Mohammad Muchtarom. Ia mencontohkan, jika suatu saat sebenarnya seseorang punya kesempatan untuk berinfak, tapi dirinya tak mau berinfak, berarti ia bakhil.
”Sifat bakhil dan tamak termasuk penyakit hati. Keduanya merupakan perbuatan yang dilarang Allah SWT,” ujarnya saat ditemui Espos di kediamannya belum lama ini.
Allah SWT berfirman, ”Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS Ali Imran: 180).
Suatu saat, terangnya, Rasulullah pernah bersabda, ”Jika ada seseorang yang melakukan ibadah haji selama dua juta tahun tapi pada dirinya ada sifat-sifat bakhil, maka amalnya tidak akan diterima Allah SWT,” Al Hadis).
Ayat Alquran dan hadis di atas, menurut Muchtarom, merupakan ancaman keras bagi orang-orang yang bakhil. ”Seorang muslim yang benar imannya, pasti tidak akan bakhil. Justru sebaliknya ia menjadi orang yang sangat dermawan,” ujarnya.
Agar seseorang terhindar dari kebakhilan, ia menyarankan agar ia mau mempelajari dengan sungguh sungguh apa itu bakhil, penyebab dan dampaknya baik di dunia dan akhirat.
”Orang yang bakhil pasti akan dimasukkan ke neraka. Ketika di dunia dia juga akan dibenci banyak orang. Selain itu, bisa dibayangkan bagaimana kehidupan masyarakat jika banyak muslim yang bakhil. Hal ini bisa berdampak terhadap peningkatan tingkat kriminalitas. Jurang pemisah antara si kaya dan si miskin juga akan semakin lebar,” ungkapnya.
Hal yang lebih membahayakan, lanjutnya, jika banyak orang yang bakhil dalam hal ilmu. Dia memiliki suatu pengetahuan, tapi enggan memberi tahu pengetahuan itu kepada orang lain. Dampak sosialnya, akan muncul banyak orang bodoh. Kebenaran pun akan disembunyikan di mana-mana.
Penyebab sifat bakhil yang ada pada diri seseorang, imbuhnya, yakni adanya penyakit cinta dunia. Sehingga orang tersebut tidak memiliki kesadaran pribadi dan sosial. Ia merasa bahwa apa yang dimiliki saat ini adalah hasil usahanya sendiri, bukan dari Allah SWT. ”Hal ini berarti akidahnya tidak benar karena dia telah meragukan eksistensi Allah SWT,” jelasnya. ::ewt::

sumber: http://www.solopos.co.id/soft/khazanah_detail.asp?id=278343